Perut Membesar Sakit Usus dan Sulit BAB, Ulwan Ghazi Harus Dioperasi. Ayo Bantu.!!

.

Terlahir dengan kelainan usus, Ulwan Ghazi harus menghabiskan masa kanak-kanak dengan rintih tangis hingga 4 tahun. Buang air besarnya (BAB) bermasalah, menyakitkan dan mengeluarkan cacing. Untuk biaya endoskopi dan operasi, sang ibu yang hanya penjual kerupuk kebab tak bisa berbuat banyak. Sementara sang ayah juga tidak bisa membantu biaya pengobatan karena sedang uzur sakit-sakitan.

.

JAKARTA, Infaq Dakwah Center (IDC) – Sudah 4 tahun sejak lahir, Ulwan Ghozi menahan perihnya mules dan sakit di bagian perut. Bila kambuh, balita ini hanya bisa merintih dan menangis sejadi-jadinya. Balita anak aktivis Nahi Munkar ini menderita kelainan pembengkakan usus sejak lahir.

Saat lahir, Ulwan nampak tidak ada kelainan maupun penyakit. Namun kian hari BAB (buang air besar) makin tidak lancar dan selalu mengeluarkan cacing.

Ummi Khadijah, sang ibunda, khawatir melihat kondisi buah hatinya. Ia segera membawa Ulwan berobat ke bidan dan hanya diberi obat. Tapi tidak ada perubahan dalam beberapa hari.

Awal tahun 2019, dengan dana seadanya, Ulwan dibawa berobat ke rumah sakit Harapan Jayakarta. Dari hasil rontgen, ternyata di dalam usus Ulwan terdapat benjolan pembengkakan. Karena keterbatasan alat, untuk diagnosa lebih detil Ulwan dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

Namun apa daya, karena keterbatasan ekonomi keluarga, Ulwan tak bisa dilakukan pengobatan yang memadai di rumah sakit. Pengobatan BPJS tak bisa ditempuh karena beberapa kelengkapan administrasi tak bisa dipenuhi kedua orang tuanya.

“Ulwan sakit sejak umur tiga bulan, ketahuannya pas buang air besarnya tidak lancar dan perutnya membesar. Setelah dironsen ternyata ada benjolan di ususnya. Dokter merujuk ke RSCM untuk pemeriksaan lebih lanjut. Tapi saya bingung karena tidak punya biaya untuk berobat ke sana dan saya juga gak punya BPJS,” tutur Ummi Khadijah, ibunda Ulwan kepada Relawan IDC, Senin (14/11/2019).

Hingga kini, semakin hari buang air besarnya makin bermasalah sehingga perutnya terus membesar dengan rasa sakit setiap hari. Terutama pada malam hari, Ulwan pasti merintih kesakitan di sekitar perutnya.

Mendengar kabar yang memprihatinkan itu, Relawan IDC segera melarikan Ulwan berobat ke RSCM, Senin (18/11/2019). Setelah diperiksa oleh dokter hastrohepatologi, untuk tindakan awal Ulwan disarankan melakukan pemeriksaan endoskopi untuk mengetahui kondisi dalam perutnya secara visual. Info dari RSCM, biaya endoskopi ini sekitar 8 juta rupiah. Pasca endoskopi, Ulwan butuh biaya lebih banyak lagi karena tindakan medis untuk pengobatan masih panjang, sampai operasi bedah dan seterusnya.

SANG IBU BERJUANG SEBAGAI TULANG PUNGGUNG KELUARGA

Khadijah, sang ibunda tak bisa berbuat banyak, hanya bisa pasrah, bersabar dan berdoa untuk kesembuhan buah hatinya. Karena sang suami tak bisa berbuat banyak karena sudah satu tahun uzur karena keterbatasan fisik dan sakit-sakitan.

Tak menyerah dengan kondisi uzur sang suami, Ummi Khadijah harus mati-matian menjadi tulang punggung keluarga. Ia pun mengais rezeki sebagai penjual kerupuk kebab. Namun dengan penjualan kerupuk yang tidak menentu, penghasilannya jauh dari cukup untuk biaya pengobatan Ulwan. Jangankan biaya berobat, sekedar untuk makan bertahan hidup ketiga anaknya yang masih balita saja masih kekurangan.

INFAQ DARURAT PEDULI KASIH SESAMA MUSLIM

Seiring keterbatasan ekonomi keluarga dan uzurnya sang ayah, uluran tangan kaum muslimin sangat diharapkan untuk biaya pengobatan ananda Ulwan Ghazi. Beban hidup penyakitnya adalah beban kita juga. Karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga.

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.

“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَومَ القِيَامَةِ و مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ الله عَلَيهِ في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ و مَن سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ الله في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ و الله في عَونِ العَبْدِ ما كان العَبْدُ في عَونِ أَخِيهِ

“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Dan Allah senantiasa membantu seorang hamba selama hamba tersebut senantiasa membantu saudaranya...” (HR Muslim).

Bunga-bunga kasih kepedulian kaum Muslimin sangat dibutuhkan untuk membantu pengobatan ananda Ulwan Ghazi, agar segera sehat, tumbuh dan berkembang menjadi generasi mujahid dakwah.

Donasi bisa disalurkan melalui program INFAQ DARURAT:

  1. Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005  a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  2. Bank BNI Syariah, No.Rek: 293.985.605  a.n: Infaq Dakwah Center.
  3. Bank Mandiri Syari’ah (BSM), No.Rek: 7050.888.422  a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  4. Bank Bukopin Syariah, No.Rek:  880.218.4108  a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center
  5. Bank BTN Syariah, No.Rek:  712.307.1539  a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center
  6. Bank Mega Syariah, No.Rek:  1000.154.176 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center
  7. Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.7289  a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  8. Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302  a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  9. Bank CIMB Niaga, No.Rek: 80011.6699.300  a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
  10. Bank BCA, No.Rek: 631.0230.497  a.n Budi Haryanto (Bendahara IDC)

CATATAN: