Nasruddin, Remaja Yatim Kritis Dibacok Preman Tak Dikenal. Ayo Bantu.!!!

 

Remaja yatim ini kritis tak sadarkan diri karena dibacok orang tak dikenal. Saat bekerja sebagai penjaga warnet, tiba-tiba datang sekelompok preman langsung mengamuk dan membacoknya secara brutal di bagian leher, punggung, paha dan tangan. Ia pun terkapar tak sadarkan diri dengan kondisi kritis bersimbah darah. Ayo bantu.!!

 

CIKARANG, Infaq Dakwah Center (IDC) – Sudah dua hari Oyan Nasruddin kritis, koma tak sadarkan diri di rumah sakit. Remaja yang baru lulus SLTA ini menjadi korban pembacokan orang tak dikenal pada Sabtu subuh (27/7/2019).

Saat mencari nafkah sebagai penjaga warnet di kawasan Sukadanau Cikarang Jawa Barat, tiba-tiba datang sekelompok orang yang langsung mengamuk, mengacak-acak warnet dan brutal membacok Nasruddin di bagian leher, punggung dan tangan. Ia pun ambruk, terkapar tak sadarkan diri dengan kondisi kritis. Sekujur tubuhnya bersimbah darah dengan luka parah di bagian leher, punggung, paha dan tangan.

Dugaan sementara kawan-kawannya, Nasruddin menjadi korban salah serangan oleh kelompok brutal. Karena di mata keluarga, warga dan kawan-kawannya, Nasruddin dikenal sebagai orang baik, tidak neko-neko dan tidak punya musuh.

“Saya waktu itu masih kerja, dapat kabar kalau Nasruddin dibacok. Ada yang bilang mereka itu gangster, apa pun itu mereka orang jahat. Kondisinya sampai sekarang koma, tapi masih hidup. Lukanya parah dibacok di leher, punggung, tangan dan paha,” ujar Dimas, sahabat karibnya di Rumah Sakit Karya Medika Bekasi, Ahad (28/7/2019). “Dia itu orangnya pendiam dan baik banget. Semasa SMK juga dia teman yang paling baik,” terang Dimas.

Bu Kamih, sang ibu menegaskan bahwa Nasruddin adalah anak yang baik, pendiam dan patuh kepada orang tua, meskipun ia adalah anak yatim. “Dia anaknya baik, pendiam, alhamdulillah shalatnya rajin,” ujarnya kepada Relawan IDC.

Senada itu, Pak Yanto sang paman mengenal Nasruddin sebagai orang yang baik, mudah bergaul dan tak pernah punya masalah konflik dengan orang lain. “Orangnya pokoknya patuh sama orang tua, teman-teman juga semua pada kenal, temannya banyak,“ paparnya.

Nasruddin menjadi anak yatim sejak duduk di bangku SMP lima tahun silam. Sang ayah meninggal dunia terkena stroke. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, Bu Kamih (sang ibu) pontang-panting bekerja menjadi buruh cuci pakaian dan pemulung rongsokan. Sementara Nasruddin bekerja sebagai penjaga warnet dan buruh lepas petugas kebersihan di Bekasi.

Ibu Kamih sangat terpukul dengan insiden naas yang menimpa anak yatimnya. Saat anaknya kritis tak sadarkan diri menjadi korban pembacokan brutal, ia tak tahu dari mana harus membayar biaya pengobatan di rumah sakit. Pasalnya biaya rumah sakit tidak ditanggung BPJS.

“Bagaimana ya, saya cuma ingin anak saya sembuh, yang saya pikirin juga beban ekonomi, ini lagi katanya BPJS tidak bisa,” ujarnya sambil menyeka air mata.

Nasruddin yang sedang kritis di rumah sakit perlu biaya besar untuk pengobatan dan rawat inap ICU. Uluran tangan kaum Muslimin sangat dibutuhkan karena kondisinya yang yatim dhuafa dan tidak punya kartu BPJS.

INFAQ DARURAT PEDULI KASIH SESAMA MUSLIM

Ujian berat yang menimpa Oyan Nasruddin adalah beban kita juga, karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga.

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.

“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَومَ القِيَامَةِ و مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ الله عَلَيهِ في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ و مَن سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ الله في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ و الله في عَونِ العَبْدِ ما كان العَبْدُ في عَونِ أَخِيهِ

“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Dan Allah senantiasa membantu seorang hamba selama hamba tersebut senantiasa membantu saudaranya...” (HR Muslim).

Donasi untuk membantu pengobatan yatim Oyan Nasruddin bisa disalurkan melalui program INFAQ DARURAT ke Rekening IDC:

  1. Bank BNI Syariah No.Rek: 293.985.605 a.n: Infaq Dakwah Center.
  2. Bank Muamalat No.Rek: 34.7000.3005 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  3. Bank Mandiri Syar’iah (BSM) No.Rek: 7050.888.422 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  4. Bank Bukopin Syariah No.Rek: 880.218.4108 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  5. Bank BTN Syariah No.Rek: 712.307.1539 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  6. Bank Mega Syariah No.Rek: 1000.154.176 a.n: Yayasan Infak Dakwah Center.
  7. Bank Mandiri No.Rek: 156.000.728.7289 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  8. Bank BRI No.Rek: 0139.0100.1736.302 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  9. Bank CIMB Niaga No.Rek: 80011.6699.300 a.n: Yayasan Infak Dakwah Center.
  10. Bank BCA No.Rek: 631.0230.497 a.n: Budi Haryanto (Bendahara IDC)

CATATAN:

  • Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 3.000 (tiga ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.003.000,- Rp 503.000,- Rp 203.000,- Rp 103.000,- 53.000,- dan seterusnya.
  • Laporan penyaluran dana akan disampaikan secara online di: www.infaqdakwahcenter.com.
  • Bila biaya pengobatan sudah tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
  • VIDEO: hhttps://youtu.be/OXKPAn0r_Oo
  • Detail: http://www.infaqdakwahcenter.com/read/idc/689/bantu-yatim-nasruddin/
  • Info: 08122700020 - 087720700020