Farhan Syafero Musalam: Aktivis Dakwah Gugur Salah Tembak dalam Tragedi Berdarah Jakarta, Ayo Bantu.!!

Farhan Syafero Musalam (30) gugur pada bulan suci Ramadhan saat bersiaga menjaga Markas Dakwah FPI dan rumah Habib Rizieq Syihab. Ia sama sekali tidak terlibat dalam aksi demo KPU maupun bentrokan di Tanah Abang. Jasadnya ditemukan terkapar bersimbah darah di Petamburan Jakarta Pusat, dengan lubang peluru menembus dari dada hingga punggung kiri. Aktivis dakwah ini gugur meninggalkan anak-anak yatim. Ayo bantu..!!!

 

JAKARTA (Infaq Dakwah Center) – Farhan gugur jelang sahur pada bulan suci Ramadhan, saat bersiaga menjaga markas FPI dan rumah Habib Rizieq Syihab. Jasadnya ditemukan terkapar bersimbah darah di Petamburan Jakarta Pusat, dengan lubang peluru menembus dari dada hingga punggung kiri.

Tim medis Hilal Merah Indonesia (HILMI) sempat mengevakuasi Farhan ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan Gambir, Jakarta Pusat, tapi nyawanya tidak bisa diselamatkan.

Allahu Akbar..!! Ayah dua anak ini menjadi korban penembakan brutal dalam insiden berdarah Jakarta, Rabu (22/5/2019) dini hari jelang sahur.

Dr Fahrul W Arbi, Direktur Rumah Sakit Budi Kemuliaan Jakarta menjelaskan, Farhan meninggal karena terkena tembakan di bagian dada, menembus ke belakang mengenai paru-paru. Ketika dilakukan penanganan pertama, nyawa korban tidak tertolong.

“Meninggalnya karena ada luka tembak tembus ke belakang dari dada, mungkin mengenai paru-paru. Kan ada pneumotoraks. Pneumotoraks itu selaput paru robek sehingga udara terkumpul di sana dan kena pembuluh darah besar,” paparnya seperti dikutip CNNindonesia, Rabu (22/5/2019).

Hal itu dibenarkan Vevi Aryanto (40), Tim Medis HILMI yang menjadi saksi mata di tempat kejadian menuturkan, saat ditemukan tubuh Farhan sudah bersimbah darah terdapat luka tembak di dada dekat leher, tembus hingga punggung.

“Ketika kericuhan terjadi di Petamburan, korban pertama itu Farhan Syafero, yang terkena luka tembak di dada,” terangnya kepada Relawan IDC.

Hal senada diungkapkan Ahmad Yani, anggota Tim Medis HILMI yang ikut mengevakuasi Farhan ke rumah sakit. Tim medis dan para dokter sudah berupaya maksimal memberi pertolongan, tapi Farhan meninggal di rumah sakit.

“Barengan Farhan itu ada sekitar tiga korban saya bawa ke Budi Kemuliaan. Sampai di sana langsung ditangani oleh tim dokter. Waktu di dalam ambulance Farhan nafasnya sudah tarik ulur. Di rumah sakit diberi alat picu segala macam,” ungkap Yani.

...Saat insiden, Farhan tak bergeming pada posisi yang diamanahkan, yaitu menjaga markas FPI dan rumah Habib Rizieq di Petamburan. Dia sama sekali tidak ikut demo di KPU maupun dalam bentrokan dahsyat di Tanah Abang...

SUNGKEM MINTA MAAF, JADI FIRASAT SANG IBUNDA

Faridah Mussalam (58), ibunda Farhan Syafero, tak menyangka buah hatinya akan menjadi korban penembakan dan meninggal dunia. Pasalnya, Selasa sore (21/5/2019), Farhan mengabarkan dirinya tengah berada di rumah bersama anak dan istrinya. Hari itu, Farhan pun berniat silaturahmi dengan sang ibu, yang tinggal di Depok, Jawa Barat.

Namun hingga malam tiba, ternyata Farhan tak kunjung datang. Sambil melihat layar televisi hingga larut malam, Faridah semakin khawatir adanya bentrokan yang terjadi di Jakarta.

Usai tadarus Al-Qur’an, firasatnya datang. Perasaan di hatinya mulai tak enak. Ia pun mencoba menghubungi putra tercintanya, untuk menanyakan keadaannya. Namun dari ujung telepon, terdengar suara berbeda. Ternyata yang menjawab telepon bukanlah Farhan, melainkan tim dokter dari Rumah Sakit Budi Kemuliaan, yang menyampaikan kabar duka.

“Jam empat pagi selesai ngaji, saya sahur dan nunggu imsak. Tangan saya ini ngambil hp, saya telpon, Farhan meninggal,” tutur Faridah sambil menangis.

Faridah teringat perjumpaan dengan Farhan seminggu sebelum wafat. Farhan mengungkapkan kepada sang ibu tentang cita-citanya untuk berjuang di jalan Allah. Farhan sangat merindukan mati syahid, agar bisa memberi syafaat membawa kerabat keluarganya berkumpul di surga.

Faridah menangis deras ketika Farhan berkali-kali mencium tangan dan sungkem meminta maaf kepada sang ibu. Karena sebagai anak, ia merasa belum mampu memberi kebahagiaan kepada ibunya.

“Dia bolak balik cium tangan saya, ‘maafin Farhan ya Bu.’ Saya duduk di bawah, kaki saya itu diciumin,” kenang Faridah.

AKTIF DALAM DAKWAH, PENGAJIAN DAN MAJELIS ILMU

Semasa hidupnya, Farhan dikenal sebagai aktivis Islam yang rajin beribadah, berakhlak baik, aktif dalam berbagai majelis ilmu, semangat dalam berbagai aktivitas dakwah sosial, dan mudah bergaul.

Di mata keluarga dan warga sekitar, Farhan dikenal sebagai anak yang shalih dan tidak ada jejak negatif sama sekali. Muhammad Syafri (54), ayahanda Farhan merasa sangat kehilangan. Namun ia bisa mengikhlaskan putra terbaiknya pergi untuk selamanya, setelah menunaikan tugasnya sebagai seorang mujahid.

Syafri mengungkapkan rasa bangga dan ikhlas dengan kepergian Farhan Syafero. Di matanya, Farhan adalah anak shalih yang sejak kecil hingga dewasa rajin menghadiri berbagai majelis taklim, pengajian dan tabligh akbar. Tak heran jika Farhan jauh dari kenakalan dan salah pergaulan.

“Farhan ini anak takliman, jadi pengajian terus aktif. Dia senang ngaji di taklim dan kurang aktif di organisasi. Alhamdulillah, saya bangga dan ikhlas, Farhan ini mandiri, suka taklim dan tidak ada kenakalan apapun. Saya senang sebagai orang tua,” ungkapnya.

Mengenang putra tercintanya, Syafri tak kuasa meneteskan air mata, terharu melepas kepergian putra terbaiknya yang shalih.

“Alhamdulillah, Allah memberikan Farhan kepada saya, putra yang terbaik, putra yang sangat taat menjalankan perintah agama dan selalu bergabung dengan orang-orang yang shalih, selalu berkumpul dengan orang-orang di lingkungan taklim, hampir semua teman-temannya di taklim. Farhan ini anak yang sopan, mudah bergaul dan ringan tangan untuk membantu orang lain,” kenangnya sambil menahan isak tangis.

Syafri ikhlas putra tercintanya gugur fi sabilillah. Ia berharap Allah Ta’ala menjadikan putranya termasuk dalam golongan para syuhada dan dikaruniakan surga sebagai tempat kembalinya.

“Saya berharap semoga Farhan Syafero putra saya ini termasuk mujahidin yang berjihad di jalan Allah, membela agamanya,” tegasnya.

“KUTUNGGU DI PINTU SURGA” PESAN TERAKHIR KEPADA SANG ISTRI

Farhan gugur meninggalkan satu orang istri, Komariyah (32) dan dua orang anak yang kini menjadi yatim; Khairin Dzakirah (6) dan Izzatul Maula (1).

Komariyah mengungkapkan, suaminya orang yang baik, shalih, bertanggung jawab terhadap keluarga dan sangat mencintai anak-anaknya. Sejak awal menikah, Komariyah mengenal Farhan sebagai orang yang aktif dalam kegiatan majelis taklim, maupun majelis dzikir.

“Sejak awal nikah sama saya, dia memang selalu aktif di majelis,” kata Komariyah.

Farhan sangat hobi mendengarkan rekaman dan video nasihat para ulama. Berbagai ceramah dari para ustadz, kiyai dan habaib diputarnya di rumah, agar didengar bersama sang istri tercinta.

Salah satu ceramah yang paling sering diputar Farhan saat hari-hari terakhir menjelang wafat adalah ceramah Imam Besar FPI, Al-Habib Muhammad Rizieq bin Husain Syihab.

“Dia suka nyetel video ceramah Habib Rizieq. Dia selalu ngasih saya video Habib Rizieq, selalu itu ceramah itu diputar,” ujarnya.

Video yang terakhir diputar Farhan adalah ceramah Habib Rizieq tentang keutamaan mati syahid. Bahwa orang yang mati syahid bisa memberi syafaat kepada 70 orang kerabatnya untuk masuk surga.

“Orang yang mati syahid di jalan Allah dia bakal berdiri di pintu surga, untuk apa? Untuk mengajak 70 anggota keluarganya masuk surga saudara,” papar Habib Rizieq dalam video mengacu sabda Rasulullah SAW:

لِلشَّهِيدِ عِنْدَ اللَّهِ سِتُّ خِصَالٍ يَغْفِرُ لَهُ فِي أَوَّلِ دُفْعَةٍ مِنْ دَمِهِ وَيُرَى مَقْعَدَهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَيُجَارُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَيَأْمَنُ مِنْ الْفَزَعِ الْأَكْبَرِ وَيُحَلَّى حُلَّةَ الْإِيمَانِ وَيُزَوَّجُ مِنْ الْحُورِ الْعِينِ وَيُشَفَّعُ فِي سَبْعِينَ إِنْسَانًا مِنْ أَقَارِبِهِ

“Orang yg mati syahid mendapatkan enam hal di sisi Allah: Diampuni dosa-dosanya sejak pertama kali darahnya mengalir, diperlihatkan kedudukannya di surga, diselamatkan dari siksa kubur, dibebaskan dari ketakutan yang besar, dihiasi dgn perhiasan iman, dikawinkan dengan bidadari dan dapat memberikan syafaat kepada tujuh puluh orang kerabatnya” (HR Ibnu Majah nomor 2789).

Termotivasi oleh video ceramah tersebut, Farhan kerap berujar tentang cita-cita berjuang bersama para ulama.

Sebelum berangkat mengawal para ulama di Petamburan Jakarta Pusat pada Selasa (21/5/2019), Farhan pun berpamitan mesra kepada sang istri.

“Habis belanja keperluan untuk sahur dia berangkat. Dia minta maaf sama saya, dia cium saya, lalu cium anak-anak. Dia bilang ‘nanti ayah tunggu di depan pintu surga ya Bun... Kita kumpul di surga,” ujarnya.

Rupanya pamitan itu menjadi pamit pisah selamanya. Farhan gugur kena tembak peluru saat siaga menjaga Markas Dakwah FPI dan Imam Besar FPI bersama para ulama.

SOLIDARITAS KELUARGA YATIM MUJAHID DAKWAH

Umat Islam berduka dan berbelasungkawa atas gugurnya Farhan Syafero dan tujuh orang korban lain yang gugur dalam aksi 21-22 Mei 2019 lalu.

Berbagai karangan bunga mengiringi suasana duka di kediaman Farhan. Nampak karangan bunga dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Walikota Depok KH Mohammad Idris, dan sebagainya.

Para tokoh Islam mengimbau kaum Muslimin untuk meringankan beban keluarga yang ditinggalkan dengan menyantuni dan bantuan pendidikan anak-anak yatimnya hingga dewasa.

Ustadz KH Farid Ahmad Okbah MA, Direktur Islamic Center Al-Islam sangat prihatin atas gugurnya para aktivis Islam dalam tragedi 21-22 Mei 2019 lalu.

“Kita sebagai umat Islam merasa prihatin, sedih dan belasungkawa kepada pihak keluarga mereka. Semoga Allah menerima segala amal ibadah mereka dan diterima sebagai syuhada di jalan Allah,” Ujarnya, Rabu (22/5/2019).

Ia mengimbau kaum Muslimin agar saling bahu-membahu meringankan derita pihak keluarga yang ditinggalkan. Apalagi di antara mereka ada yang memiliki anak-anak yang kini menjadi yatim.

“Mari kita sisihkan sebagian dari rezeki kita untuk memberikan dukungan kepada anak-anak yatim. Semoga Allah Ta’ala menjadikan amal ibadah kita diterima di sisi Allah dan dilipatgandakan pahalanya. Dan semoga anak-anak yatim yang ditinggalkan itu diangkat derajatnya menjadi anak-anak yang hebat, yang kelak membela Islam,” tandasnya mengutip sabda Nabi SAW:

أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ كَهَاتَيْنِ، يُشِيرُ بِإِصْبَعَيْهِ

“Aku dan pengasuh anak yatim kelak di surga seperti dua jari ini” (HR. Bukhari). Rasulullah bersabda demikian sambil menunjukkan jari telunjuk dan jari tengah dan merapatkan keduanya.

Senada itu, Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) KH Ahmad Shabri Lubis berbelasungkawa kepada keluarga korban. “Kami mendoakan semoga Allah Ta’ala mengampuni segala dosa-dosa almarhum dan keluarga yang ditinggalkan ditinggikan derajatnya oleh Allah Ta’ala,” ujarnya, Jum’at (24/5/2019).

Ia mendukung kaum Muslimin dan Yayasan IDC yang menyatakan kesiapannya menyantuni anak-anak yatimnya. “Saya menyarankan, bisa juga menyalurkan bantuan berupa infaq dan sedekahnya kepada Infaq Dakwah Center (IDC), yang sama-sama turut membantu meringankan beban saudara-saudara kita berupa beasiswa dan berbagai keperluan-keperluan keluarga korban,” tutupnya.

Donasi untuk membantu kemandirian dan masa depan keluarga yatim Farhan Syafero bisa disalurkan melalui Program Cinta Yatim IDC:

  1. Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  2. Bank BNI Syariah, No.Rek: 293.985.605 a.n: Infaq Dakwah Center.
  3. Bank Mandiri Syari’ah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  4. Bank Bukopin Syariah, No.Rek: 880.218.4108 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  5. Bank BTN Syariah, No.Rek: 712.307.1539 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  6. Bank Mega Syariah, No.Rek: 1000.154.176 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  7. Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.7289 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  8. Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  9. Bank CIMB Niaga, No.Rek: 80011.6699.300 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
  10. Bank BCA, No.Rek: 631.0230.497 a.n Budi Haryanto (Bendahara IDC).

CATATAN:

  1. Demi kedisiplinan amanah agar tidak bercampur dengan dana lainnya, silahkan tambahkan nominal Rp 2.000 (dua ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.002.000,- Rp 502.000,- Rp 202.000,- Rp 102.000,- 52.000,- dan seterusnya.
  2. Telegram: t.me/infaqDakwahCenter
  3. Video: https://youtu.be/ng_xIYOUcAk
  4. Web: http://www.infaqdakwahcenter.com/read/idc/666/farhan/
  5. Info: 0812.2700020 – 08567.700020.