Menunggak 3 Tahun, Dua Santri Yatim ini Tidak Bisa Ikut Ujian, Ayo Bantu..!!

 

Demi mengejar cita-cita menjadi dai dan hafizh Al-Qur’an, Gasyim dan Julaibib meninggalkan keluarga, menuntut ilmu di pesantren. Namun santri yatim dan dhuafa ini tak bisa mengikuti ujian nasional karena menunggak biaya selama 3 tahun sebesar 32 juta rupiah. Sang ibu tidak bisa mencari nafkah karena kondisinya sakit-sakitan. Infak kita adalah senyum masa depan mereka, kelak membuka peluang masuk surga bersama Nabi sedekat dua jari. Ayo Bantu..!!!

 

BEKASI, Infaq Dakwah Center (IDC) – Gasyim Umar bin Ta’lab dan Muhammad Julaibib bin Syeban At-Tamimi, adalah santri yatim dan dhuafa yang bercita-cita ingin menjadi juru dakwah dan penghafal Al-Qur'an. Saat ini mereka terancam tidak bisa mengikuti Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) karena memiliki tagihan sebesar 32.331.000 (tiga puluh dua juta tiga ratus tiga puluh satu ribu rupiah). Nominal tunggakan itu besar karena menumpuk selama tiga tahun meliputi: SPP,  dana akhir tahun, buku paket, daftar ulang, dana kegiatan, ujian/PTS/eskul, laboratorium, komputer, dan sebagainya.

Santri kelas 3 SMP di pesantren Tahfizh Qur’an Al-Wafa, Kertarahayu, Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat tidak bisa berharap dari ibunya yang berstatus single parent.

Gasyim, santri dari Depok Jawa Barat ini menjadi anak yatim sejak ditinggal wafat sang ayah, Umar Gasyim Ta’lab dua tahun silam. Sementara Ummi Jamilah, sang ibu yang menjadi tumpuan nafkah tidak bisa bekerja dan menemui jalan buntu untuk membiayai buah hatinya. Karenanya, ia berharap kepada Yayasan Infaq Dakwah Center (IDC) untuk memberikan solusinya.

Nasib serupa dialami Julaibib, terganjal biaya pesantren lantaran sang ibu yang mengalami sakit-sakitan menahun, tidak bisa beraktivitas mencari nafkah.

...Menyantuni anak yatim akan membuka peluang masuk surga bersama Nabi SAW sedekat dua jari...

Di pesantren, kepribadian dan prestasi Julaibib dan Gasyim terbilang bagus. Julaibib sudah memiliki hafalan 4,5 juz Al Qur’an. Sementara Gasyim memiliki hafalan 3 juz Al Qur’an. Di pesantren ia terkenal ahli dalam olahraga berkuda, dari memandikannya, memberi makan, merawat dan mengendarai kuda. Tak heran bila ia kerap mengajarkan para santri cara dan sunnah berkuda yang baik dan benar.

Ustadz Sutrisno, Bagian Kesantrian Pesantren Al-Wafa menyatakan bahwa kepribadian Gasyim dan Julaibib sangat baik, tidak  ada jejak negatif, dan mampu bergaul dengan para santri lainnya. Ia optimis, setelah lulus nanti para santri dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.

“Alhamdulillah, kedua santri Gasyim dan Julaibib kesehariannya baik, bahkan ada peningkatan dari bacaan Al-Quran, hafalan dan akhlakul karimah. Anaknya tidak pernah macam-macam, belajarnya cukup baik, kepesantrenannya baik, dan mengikuti kegiatan yang diselenggarakan pondok,” ujarnya kepada Relawan IDC, Kamis (11/4/2019).

AYO BANTU YATIM, DAPATKAN PELUANG MASUK SURGA BERSAMA NABI SEDEKAT DUA JARI

Harapan besar Julaibib dan Gasyim saat ini adalah bisa mengikuti ujian agar lulus SMP dan melanjutkan sekolah ke tingkat SMA dan menyelesaikan program hafalan Al-Qur'an 30 juz.

Gasyim memiliki cita-cita yang tinggi untuk menjadi dai, hafizh Al-Qur'an dan bisa melanjutkan studi yang tinggi hingga ke luar negeri. “Saya memohon bantuan dari para Muhsinin IDC, agar bisa membantu biaya tunggakan pesantren, supaya bisa melanjutkan ke jenjang lebih tinggi lagi dan bisa hafal Qur’an 30 juz,” ungkapnya.

Senada itu, Julaibib bertekad mengejar cita-cita menjadi dai hafizh Qur’an, meski kondisinya dililit keterbatasan ekonomi. “Alhamdulillah, hafalan saya sudah 4 juz dan sekarang terus dimuraja’ah. Saya masih ingin melanjutkan sekolah di Pesantren agar bisa hafal Al-Qur’an. Semoga para donatur IDC bisa membantu saya menyelesaikan tunggakan saya di Pondok,” ujarnya penuh harap.

Infaq kita untuk membantu biaya pendidikan santri yatim ini sangat berarti untuk masa depan dakwah Islam. Kepedulian kita adalah senyum dan masa depan mereka.

Dengan menyantuni anak yatim akan membuka peluang masuk surga bersama Nabi SAW sedekat dua jari, sesuai dengan sabdanya:

أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ كَهَاتَيْنِ، يُشِيرُ بِإِصْبَعَيْهِ

“Aku dan pengasuh anak yatim kelak di surga seperti dua jari ini” (HR. Bukhari). Rasulullah bersabda demikian sambil menunjukkan jari telunjuk dan jari tengah dan merapatkan keduanya.

Semoga dengan membantu keluarga yatim ini, kita dijauhkan Allah dari golongan Pendusta Agama:

أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ

“Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin” (Qs Al-Ma’un 1-2).

Donasi untuk membantu pendidikan yatim Gasyim dan Julaibib bisa disalurkan melalui program INFAQ CERDAS:

  1. Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  2. Bank BNI Syariah, No.Rek: 293.985.605 a.n: Infaq Dakwah Center.
  3. Bank Mandiri Syari’ah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  4. Bank Bukopin Syariah, No.Rek: 880.218.4108 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  5. Bank BTN Syariah, No.Rek: 712.307.1539 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  6. Bank Mega Syariah, No.Rek: 1000.154.176 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  7. Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.7289 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  8. Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  9. Bank CIMB Niaga, No.Rek: 80011.6699.300 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
  10. Bank BCA, No.Rek: 631.0230.497 a.n Budi Haryanto (Bendahara IDC).

CATATAN:

  • Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 2.000 (dua ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.002.000,- Rp 502.000,- Rp 202.000,- Rp 102.000,- 52.000,- dan seterusnya.
  • Laporan penyaluran dana akan disampaikan secara online di: infaqDakwahCenter.com.
  • Bila biaya program ini sudah tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
  • Video: https://youtu.be/j-3XGAwAwzA
  • Info & Konfirmasi: 08122.700020.