Puluhan Muallaf Bombanon Hidup Menumpang di Rumah Kristen. Ayo Bantu..!!

 

Kondisi 53 muallaf Desa Bombanon sangat memprihatinkan. Hidup pra-sejahtera, mereka menumpang di rumah-rumah Nasrani yang kental dengan suasana kekristenan, banyak terpampang atribut kristiani, salib, patung Maria, foto Yesus dan tidak terjaminnya makanan dari babi dan makanan haram lainnya.
Ayo bantu wujudkan Wisma Muallaf untuk 53 generasi Islam di Sulawesi Utara. Diperlukan dana 30 juta rupiah untuk membangun satu rumah.

 

BOMBANON, Infaq Dakwah Center (IDC) – Atas hidayah Allah, di Desa Bombanon sudah ada 53 orang hijrah memeluk Islam, terdiri dari 15 kepala keluarga (KK). Padahal dahulunya, desa yang terletak di Bolaang Mongondow Sulawesi Utara ini, semua warganya menganut agama Kristen.

Warga desa ini berbondong-bondong masuk Islam melalui kisah keajaiban yang dialami para muallaf. Suatu hari, warga tersesat jauh di hutan belantara untuk mencari rotan. Di tengah putus asa tak tahu arah, mereka mendengar suara azan yang terus diikuti arahnya, hingga mereka berhasil keluar dari hutan dengan selamat.

“Asal mula terjadinya Islam di Desa Bombanon ini, dulu ada orang ke hutan, tersesat, lalu mendengar azan, kemudian masuk Islam,” ujar Abdul Rauf, tokoh masyarakat Bombanon.

Dadi Sunardi, warga setempat merinci kisah unik itu. “Waktu mereka cari rotan di hutan, dalam keadaan sudah sore, belum bisa pulang, tidak tahu arah jalan ke mana, dengar suara azan. Itu yang kami dengar,” paparnya.

...Menumpang di rumah Kristen ini sangat berbahaya karena menu masakan yang tidak dijamin kehalalannya. Di mana keluarga Nasrani masih mengonsumsi daging babi dan binatang haram lainnya...

PARA MUALLAF HIDUP PRIHATIN DI RUMAH NON MUSLIM

Dalam penelusuran Relawan IDC bersama Insan LS Mokoginta (ustadz mantan Katolik) dan Ustadz Masyhud SM (pakar kristologi dari LDK PP Muhammadiyah), para Muallaf di Bombanon itu hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.

Selain hidup dalam kondisi pra sejahtera, mereka rata-rata tidak memiliki tempat tinggal sendiri, sehingga masih bercampur dengan keluarga lain yang masih Kristen. Hal ini sangat mengganggu pertumbuhan iman mereka, karena di rumah itu banyak terpampang atribut kekristenan berupa salib, patung Maria, foto Yesus dan sebagainya. Belum lagi kalau ada jadwal kebaktian atau doa bersama kristiani di rumah. Ditambah lagi dengan menu masakan yang tidak dijamin kehalalannya, karena keluarga Nasrani mereka masih mengonsumsi daging babi dan binatang haram lainnya.

Ini agak menyulitkan karena orang-orang Muslim yang berlatar belakang muallaf, rata-rata masih bercampur dengan keluarganya, orang tuanya yang non muslim. Misalnya Ibu Munarif, muallaf sepuh yang sampai saat ini masih hidup di bawah garis kemiskinan dan belum sanggup memiliki tempat tinggal sendiri yang islami.

“Keluhan kami dari Muslim Bombanon ini, kami kan masih berkecimpung dengan orang tua. Jadi kami mohon kepada donatur-donatur Muslim dari manapun untuk membantu kami Muslim di Bombanon, supaya kami bisa mendapat tempat tinggal,” tuturnya.

Di rumah Ibu Frida, Tim Relawan IDC tertegun melihat berbagai pajangan patung Yesus yang disalib, gambar Yesus, Bunda Maria, dan sebagainya. Benda-benda atribut Kristen di rumah itu bukan milik Frida, tapi milik orang tuanya yang masih Kristen. Ternyata rumah itu milik orang tuanya, yang letaknya pas berada di depan Gereja Sion Masehi Injili Bolaang Mongondow yang sangat megah.

Nasib serupa juga dialami oleh Ibu Aryanti. Bersama suaminya, Yusuf Kolopita, ia tinggal menumpang di rumah mertuanya yang beragama Kristen. Saat ini, tepat di samping rumah itu akan dibangun sebuah gereja.

Selain tidak islami, kondisi rumah Aryanti pun kurang layak untuk ditempati. Rumah semi permanen dari papan kayu yang amat kumuh. Dindingnya terbuat dari papan menganga, jika hujan bocor di mana-mana dan nyaris tak memiliki kamar tidur. Karena dipan yang digunakan sudah usang, tak bisa lagi dipakai untuk beristirahat.

... Muallaf menumpang di keluarga Kristen ini sangat mengganggu pertumbuhan iman mereka. Karena di rumah itu banyak terpampang atribut kristiani, salib, patung Maria, Yesus, dsb...

PEDULI KASIH WISMA MUALLAF BOMBANON

Kondisi warga muallaf Bombanon ini sangat memerlukan perhatian dari kaum muslimin. Pakar Kristologi dari LDK PP Muhammadiyah, Ustadz Masyhud SM yang ikut serta dalam rombongan, mengimbau agar para muhsinin bisa membantu kesulitan yang dihadapi oleh para muallaf Bombanon.

“Yang saya perhatikan mereka membutuhkan pembinaan agama Islam secara intensif. Di samping pembinaan secara rohani, kami mengharapkan para muhsinin untuk membantu mereka, dengan membuat rumah-rumah tempat tinggal yang layak huni, supaya mereka tidak hidup bercampur serumah lagi dengan keluarga mereka yang masih beragama Kristen,” imbaunya.

Karena untuk pembinaan muallaf agar menjadi Muslim yang kaffah diperlukan lingkungan Islami untuk menjaga keteguhan iman para muallaf itu.

Solusi agar muallaf Bombanon bisa hidup layak dan islami, IDC akan membangun Wisma Muallaf di desa Bombanon, lengkap dengan sarana ibadah dan pendidikan.

...untuk pembinaan muallaf agar menjadi Muslim yang kaffah diperlukan lingkungan Islami untuk menjaga keteguhan iman para muallaf itu...

Untuk membangun Wisma Muallaf Bombanon sebanyak 15 rumah berukuran 5 x 7 meter, dibutuhkan biaya satu rumah sebesar Rp 30.000.000,-

Beban dan tantangan hidup yang harus dipikul para muallaf Desa Bombanon adalah beban kita semua, karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga.

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.

“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).

Mari wujudkan hunian yang islami agar saudara-saudara muallaf di Bombanon bisa beribadah, belajar-mengajar, dan mengamalkan Islam lebih sempurna (kaffah)

Semoga dengan membantu meringankan beban para muallaf tersebut, Allah menjadikan kita sebagai pribadi beruntung yang berhak mendapat kemudahan dan pertolongan Allah Ta’ala.

مَنْ نَـفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُـرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَـفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُـرْبَةً مِنْ كُـرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَـى مُـعْسِرٍ، يَسَّـرَ اللهُ عَلَيْهِ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat…” (HR Muslim).

Infaq untuk membantu kesulitan hidup muallaf ini bisa disalurkan dalam program Peduli Kasih Muallaf:

  1. Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  2. Bank BNI Syariah, No.Rek: 293.985.605 a.n: Infaq Dakwah Center.
  3. Bank Mandiri Syari’ah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  4. Bank Bukopin Syariah, No.Rek: 880.218.4108 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  5. Bank BTN Syariah, No.Rek: 712.307.1539 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  6. Bank Mega Syariah, No.Rek: 1000.154.176 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  7. Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.7289 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  8. Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  9. Bank CIMB Niaga, No.Rek: 80011.6699.300 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
  10. Bank BCA, No.Rek: 631.0230.497 a.n Budi Haryanto (Bendahara IDC).

CATATAN:

  • Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 9.000 (sembilan ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.009.000,- Rp 509.000,- Rp 209.000,- Rp 109.000,- 59.000,- dan seterusnya.
  • Laporan penyaluran dana akan disampaikan secara online di: infaqdakwahcenter.com.
  • Bila bantuan sudah tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
  • Info: 08122.700020