Balita Ahmad Alvaro Komplikasi Jantung, Otak, Pernafasan dan Paru-paru. Ayo Bantu..!!!

 

Masya Allah!!! Sungguh malang nasib balita Ahmad Alvaro Ferrari. Dalam usia yang baru menginjak dua tahun, ia harus bertarung nyawa menghadapi ujian hidup yang bertubi-tubi dan beratnya melebihi ujian orang dewasa. Komplikasi lahir batin..!!

 

JAKARTA, Infaq Dakwah Center (IDC) – Lahir tanpa belaian sang ayah, ia hidup menderita berbagai penyakit (komplikasi): jantung tidak normal, pengecilan otak kepala (microsefalli), kelumpuhan otak (cerebral palsy), gangguan pernafasan dan paru-paru. Kepala dan badan bocah mungil ini sudah dioperasi bedah dua kali untuk memasang selang yang menghubungkan kepala dengan perutnya.

Akibat penyakit yang dideritanya itu, Alvaro harus keluar masuk berbagai rumah sakit di ibukota. Saat berita ini ditulis, Alvaro dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Harapan Kita (IGD RS Harkit), Ahad malam (9/7/2017). Pasalnya, selang yang dipasang dari kepala hingga ke perut Alvaro mengalami masalah, sehingga harus menjalani operasi ulang pemasangan selang VP-Shunt kembali.

“Sakitnya komplikasi, ada jantung, ada mikrosefali, terus paru-paru, sama cerebral palsy, itu yang bikin kaku seluruh tangan sama kakinya. Matanya Alvaro juga kurang awas, dari semenjak umur enam bulan. Dulu sakitnya panas terus dia kejang karena ada cairan di kepalanya. Akhirnya dioperasi waktu umur tujuh bulan, dipasang VP-Sunt, selang  di kepala sampai ke perut,” ujar Sri Handayani (26), ibunda Alvaro kepada Mas Agus, Relawan IDC.

DITINGGAL SANG AYAH, DITIMPA UJIAN BERLIPAT-LIPAT

Di saat kritis seperti saat ini penderitaan Alvaro semakin berat karena tak ada ayah yang mendampingi, menanggung biaya pengobatan, maupun menopang biaya hidup. Handayani sangat terpukul dengan kondisi yang dialaminya. Namun, sebagai Muslimah sejati, ia berusaha untuk tetap tegar dan bersabar.

Ujian keluarga tak berhenti sampai di situ, beban Sri Handayani kian bertambah berat, ketika Triludi Arsani (51), neneknya Alvaro juga menderita sakit yang tak kalah beratnya.

Pasca operasi pengangkatan kista, kondisi sang nenek justru bertambah buruk. Ia sering menderita sembelit (tak bisa buang air besar) parah. Hingga sang nenek kembali masuk meja operasi dan kini saluran buang air besarnya tak lagi normal melalui anus, namun menggunakan kantong kolostomi yang berada di luar dekat perutnya.

“Ini gara-gara sembelit nggak bisa buang air, buangnya dari mulut. Jadi dioperasi, anus kita dipindahin pakai kantongan di perut. Sampai sekarang masih pakai kantongan, bingungnya beli kantongannya ini. Harusnya ganti kantongan, tapi ini sampai sekarang belum ganti-ganti,” tuturnya.

TANPA NAFKAH SANG AYAH, BIAYA HIDUP SELANGIT

Dalam kondisi terbeban berat tanpa adanya kepala keluarga yang menjadi tulang punggung pencari nafkah kehidupan keluarga Alvaro menjadi kian sempit. Padahal kebutuhan untuk pengobatan Alvaro dan neneknya sangatlah besar.

Meski biaya berobat di rumah sakit ditanggung oleh BPJS, namun biaya obat-obatan yang harus dibeli sendiri. Belum lagi nutrisi susu Neocate untuk Alvaro yang harganya sangat mahal. Karena dengan komplikasi penyakitnya, Alvaro tidak bisa mengonsumsi susu biasa.

“Susu Neocate yang harga satu kalengnya 350 ribu itu satu kaleng cuma untuk dua hari. Sama pampers, tissu basah, tissu kering dan minyak telon. Satu bulan itu bisa lebih dari lima juta rupiah belum kontrol rutin, di luar BPJS kita harus beli obat sendiri harganya ratusan ribu, kadang nggak tentu,” tuturnya.

Sementara sang nenek, Tri Ludi Arsani menginginkan dirinya kembali normal dengan menjalani operasi lanjutan di rumah sakit. Selama belum dioperasi, setiap hari ia harus mengganti kantong kolostomi seharga Rp 40.000,-.

Di sisi lain, Sri Handayani sekeluarga kerap berpindah rumah kontrakan, karena mereka kadang tak sanggup untuk membayar biaya sewa.

INFAQ DARURAT PEDULI KASIH SESAMA MUSLIM

Musibah yang diderita ananda Alvaro dan sang nenek adalah beban kita juga, karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga.

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.

“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).

Infaq untuk membantu meringankan musibah sesama muslim dijamin akan mengantarkan menjadi pribadi beruntung yang berhak mendapat kemudahan dan pertolongan Allah Ta’ala. Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَومَ القِيَامَةِ, و مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ الله عَلَيهِ في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ, و مَن سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ الله في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ, و الله في عَونِ العَبْدِ ما كان العَبْدُ في عَونِ أَخِيهِ

“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Dan Allah senantiasa membantu seorang hamba selama hamba tersebut senantiasa membantu saudaranya...” (HR Muslim).

Donasi untuk membantu biaya pengobatan ananda Ahmad Alvaro Ferrari dan neneknya bisa disalurkan melalui program Infaq Darurat IDC:

  1. Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  2. Bank BNI Syariah, No.Rek: 293.985.605 a.n: Infaq Dakwah Center.
  3. Bank Mandiri Syari’ah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  4. Bank Bukopin Syariah, No.Rek: 880.218.4108 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  5. Bank BTN Syariah, No.Rek: 712.307.1539 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  6. Bank Mega Syariah, No.Rek: 1000.154.176 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  7. Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.7289 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  8. Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  9. Bank CIMB Niaga, No.Rek: 80011.6699.300 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
  10. Bank BCA, No.Rek: 631.0230.497 a.n Budi Haryanto (Bendahara IDC).

CATATAN:

  • Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 3.000 (tiga ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.003.000,- Rp 503.000,- Rp 203.000,- Rp 103.000,- 53.000,- dan seterusnya.
  • Laporan penyaluran dana insya Allah disampaikan secara online di: www.infaqdakwahcenter.com.
  • Bila biaya pengobatan sudah tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
  • Info: 08122.700020.