Daffa Rahmatillah Tutup Usia, Infaq 16,7 Juta Rupiah Disalurkan untuk Melunasi Tagihan Rumah Sakit

 

Setelah dirawat intensif 13 hari di rumah sakit akibat pembengkakan selaput otak, Daffa Rahmatillah tutup usia. Penghafal Al-Qur’an 20 juz ini menghadap Allah dengan membawa cita-cita-citanya sebagai Ahlul Qur’an. Semoga Allah membalas infaq para donatur dengan keberkahan, rezeki melimpah, membersihkan harta, mensucikan jiwa, menolak bencana, menghapus dosa dan melapangkan jalan ke surga.

                                                                                                   

SEMARANG, Infaq Dakwah Center (IDC) – Santri calon penghafal Al-Qur'an itu meninggal dunia Selasa malam (31/01/2017) pukul 22.03 WIB di Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung Semarang Jawa Tengah, saat didampingi ayah, ibu dan kakaknya. Malam itu juga, jenazah dibawa pulang untuk disemayamkan di rumah duka. Pihak rumah sakit memberikan kelonggaran untuk melunasi tagihan rumah sakit setelah pemakaman.

Rumah duka Daffa pun dipenuhi warga sekitar, sanak famili, teman-teman santriwati dan para asatidz yang turut berbela sungkawa. Rabu siang (1/2/2017), usai dishalatkan di Masjid Baitul Muttaqin, Daffa dimakamkan di taman pemakaman umum Bergota Semarang.

Setelah dana terkumpul, Kontributor IDC Semarang melunasi seluruh tagihan Daffa di rumah sakit sebesar Rp 16.702.800 pada Kamis siang (1/2/2017). Fauzi, ayahanda Daffa, menyampaikan ucapan doa dan terima kasih yang tak terhingga kepada para donatur yang telah membantu biaya pengobatan dan perawatan Daffa.

“Mewakili keluarga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada IDC dan seluruh kaum muslimin yang membantu kami. Semoga Allah memberikan balasan dengan sebaik-baik balasan,” ujar pria berprofesi sebagai tukang soto itu kepada Kontributor IDC Semarang.

Cita-cita Menjadi Ahlul Qur’an Dibawa Mati Menghadap Allah

Seperti diberitakan sebelumnya, untuk mengejar cita-cita sebagai mujahidah dan hafizhah (penghafal Al-Qur’an), Daffa nyantri di Pondok Pesantren Putri Mar'atush Sholihah Bekasi, Jawa Barat. Saat ini ia duduk di kelas 1 Kuliyatul Mualimat Tahfizhul Qur'an (setingkat Klas X SMA).

Namun baru hafal Al-Qur’an 20 juz, Daffa mendapat ujian Allah berupa penyakit langka Meningo-Ensefalitis (pembengkakan/inflamasi dari selaput otak dan meliputi bagian jaringan syaraf otak). Santri berprestasi yang terkenal sebagai “kutu buku” ini pun tidak bisa lagi melanjutkan hafalan Al-Qur'an.

Daffa tidak kuat lagi meneruskan kegiatan belajar, sehingga harus dijemput dan pulang ke Semarang. Di rumah, Daffa dirawat oleh ayah dan ibunya dengan obat-obatan herbal seadanya, namun tak kunjung sembuh. Klimaksnya, Daffa tidak sadar dan dilarikan ke IGD RSI Sultan Agung Semarang.

Setelah dilakukan CT Scan dua tahap, pihak rumah sakit baru bisa mendiagnosa bahwa penyakit Daffa adalah pembengkakan selaput otak (meningo-ensefalitis).

Di pesantren, Daffa dikenal sebagai “kutu buku” yang pendiam, rajin dan cerdas, terlihat dari nilai raportnya yang mumtaz (istimewa).

Bila mendapat masalah, uneg-uneg, ide dan angan-angan, ia lebih suka menuangkan curahan hati (curhat) dengan coretan di buku harian (diary). Setumpuk diary Daffa kebanyakan tentang obsesi perjuangan Islam dan harapan masa depan. Salah satu harapan yang dituangkan dalam diary adalah obsesi menjadi “Al-Qur’an berjalan” sepanjang hayat. Ia ingin menuntaskan hafalan Al-Qur’an yang kurang 10 juz, mengkaji, mengamalkan dan menjaga hafalan 30 juz Al-Qur’an sampai ajal menjemputnya.

“Target hidupku: aku punya target untuk mengulang hafalanku 15 juz depan dan 4 juz belakang dalam waktu satu tahun. Sisanya 10 juz dalam 1 tahun! Dan memuroja'ahnya (menjaga hafalan, red.) seumur hidupku,” tulisnya dalam lembar diary yang tidak bertanggal.

...Daffa menghadap Allah dengan membawa cita-citanya sebagai Ahlul Qur’an. Semoga Allah membalas infaq para donatur dengan keberkahan, rezeki melimpah, membersihkan harta, mensucikan jiwa, menolak bencana, dan melapangkan jalan ke surga...

Sebelum cita-citanya tercapai, Allah berkehendak lain. Daffa menghadap Allah dalam usia 16 tahun, dengan membawa cita-citanya sebagai Ahlul Qur’an dan hamba khusus Allah yang mendapat syafaat Al-Qur’anul Karim.

إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنَ النَّاسِ قَالُوا: مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: أَهْلُ الْقُرْآنِ هُمْ أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ

“Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan hamba pilihanNya” (HR Ahmad).

Kepada seluruh donatur yang telah berinfaq untuk membantu biaya pengobatan dan perawatan Daffa Putri Rahmatillah, semoga dibalas Allah dengan berbagai kemudahan, kesuksesan, pahala, keberkahan dan surga-Nya.

Insya Allah infaknya dicatat Allah Ta’ala sebagai amal shalih yang menjadi saksi bahwa mereka layak mendapat pertolongan dan kemudahan di dunia dan akhirat. Karena mereka telah membuktikan keimanannya dengan membantu meringankan beban saudara-saudara sesama Muslim dari kesulitan.

“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat...” (HR Muslim).

 

BERITA TERKAIT:

  1. Santri Calon Penghafal Al-Qur’an Kritis Menderita Pembengkakan Selaput Otak. Ayo bantu !!!
  2. Daffa Rahmatillah Tutup Usia, Infaq 16,7 Juta Rupiah Disalurkan untuk Melunasi Tagihan Rumah Sakit